Power abuse , Part two

[postlink]https://solusiti.blogspot.com/2010/03/power-abuse-part-two.html[/postlink]Keadilan mungkin memang harus buta, agar bisa memberikan rasa adil bagi setiap orang yang mencarinya. Namun dalam menilai tentang suatu kasus yang membutuhkan keadilan, Saya pikir tidak cukup hanya berdasarkan pasal dalam buku TEBAL yang membahas mengenai hukum di negeri ini saja, rasa kemanusiaan juga harus dikedepankan.

Sebagai manusia kita diberikan hati nurani oleh yang Kuasa yang harusnya dipergunakan untuk membedakan mana yang baik dan yang salah. Saya mendukung jika ada yang mengatakan hukum harus ditegakkan dengan tidak pandang bulu, dari kalangan manapun yang melakukan kesalahan harus menerima ganjaran yang sesuai, namun tidakkah hati nurani tersentuh ketika melihat dua orang nenek renta harus duduk di kursi terdakwa melawan kuatnya pihak yang ingin memperkarakan mereka? Mereka seharusnya bisa menikmati hari tuanya dengan bercengkrama dengan anak cucunya. Ini merupakan salah satu kejadian yang menimpa beberapa warga negara yang tidak memiliki kemampuan untuk melawan tegasnya hukum di"tegakkan" dinegeri ini. Okelah jika dimata hukum mereka memang salah, tapi haruskah semuanya itu harus dilakukan jika melihatnya dari sudut mata hati?

Saya percaya dewi keadilan harus sering kali membuka tutup matanya dalam kasus yang sering menimpa warga kecil dinegeri yang aneh ini, kenapa "aneh? Karena terlalu sering saya melihat kejadian yang membuat garuk - garuk kepala keheranan. Sepertinya sudah habis harapan saya melihat Indonesia menjadi negeri yang adil dan makmur pada generasi in. Kini harapan dan cita cita hanya bisa diserahkan kepada para bocah lugu anak bangsa yang selalu berceloteh jujur sesuai dengan kata hatinya. Ini mungkin yang terahir kali saya menulis artikel mengenai kritik sosial, karena sudah melenceng dengan tema blog ini, tapi hati ini terusik ketika melihat keadilan tercampakkan di depan mata.

Semoga hari esok akan lebih baik




Jay
Bagikan


0 komentar:

Posting Komentar