Layanan Internet Korporasi Membosankan

[postlink]https://solusiti.blogspot.com/2010/01/layanan-internet-korporasi-membosankan.html[/postlink]Dengan semakin turunnya harga bandwidth saat ini, membuat persaingan dibisnis ISP (Internet Service Provider) semakin ketat. Beberapa ISP dengan brand terkenal mungkin masih bisa meraih keuntungan karena kekuatan brand dan prestice yang memberikan citra lebih bagi mereka dalam pasar korporasi.

Imbas terbesar mungkin dirasakan ISP medioker yang susah bersaing dipasar korporasi dan mencoba berebut kue di wilayah RT/RW net atau warnet, yang menurut saya tidak ada salahnya dan cukup menjanjikan. Sebagai sales yang berkecimpung didunia IT saya sering mendapat keluhan dari beberapa user korporasi tentang layanan Internet yang mereka miliki. Yang p
aling banyak adalah mengenai masalah downtime (kalau bukan itu apalagi?) dan tentu saja after sales services yang buruk.

Untuk meminimalisir akan hal ini atau untuk lebih meyakinkan muncullah jaminan SLA (Service Level Aggreement). Yaitu sebuah jaminan layanan yang akan diberikan kepada pelanggan, dan apabila tidak memenuhinya pihak penyedia layanan harus memberikan konpensasi berupa resistusi atau pemotongan biaya bulanan. Namun ternyata dalam penerapannya banyak ISP belum siap, jadi mereka memberikan SLA dan ketika tidak memenuhinya sering kali terjadi perbedaan pendapat dengan pihak pelanggan.

Menurut saya layanan internet korporasi itu membosankan. Beberapa ISP besar memberikan ketentuan yang harus diikuti oleh pelanggannya jika ingin berlangganan dan ISP medioker mencoba untuk menurunkan harga dan mencoba lebih flexible tapi layanan yang diberikan juga belum maksimal. Saya sendiri tidak setuju dengan ketentuan yang diberikan ISP seperti :

  • SLA vs Resistusi = ini konyol, dengan guarantee kebanyakan diatas 95% , kenapa tidak ada ISP yang berani memberikan refund dari pada resistusi?
  • Dedicated Bandwidth local vs international = Kebanyakan ISP memperoleh keuntungan dari menjual Bandwidth International, dan tidak menfokuskan kepada local loop (IIX), tapi beberapa ISP masih pelit memberikan bandwidth lokalnya kepada pelanggan. Misalnya pelanggan berlangganan 1 Mbps 1:1 (international 1 Mbps dan lokal 1 Mbps). Harusnya ISP tersebut memberikan koneksi lokal sebesar 10 Mbps, karena harga international dan lokal tidaklah sama.
  • Agreement atau kontrak, Seharusnya penyedia layanan Internet jika bertujuan memberikan penjelasan agar kedua belah pihak setuju dengan jelas butir- butir yang tertera dalam pasal, kontrak dibuat semudah mungkin untuk dicerna atau dimengerti, tapi kalau kontrak itu bertujuan untuk menipu pelanggan buatlah kontrak tersebut serumit mungkin dengan tulisan kecil, dan supaya sulit dimengerti.
  • Mungkin ada masukkan lagi?..Karena sepertinya masih banyak hehe..
Nah yang bingung tentu saja para pelanggan dalam memilah milah mana ISP yang berkompeten dalam memberikan layanan terbaik. Seperti yang saya telah sarankan di artikel terdahulu ( http://solusiti.blogspot.com/2009/11/menemukan-isp-terbaik.html ), sangatlah penting dalam melakukan cek dan ricek terhadap ISP yang Anda pilih, seperti mencoba melihat testimoni, trial, background, dll.

Semoga hari Anda menyenangkan!



Wassalam









Jay


Bagikan




1 komentar:

Basyarah mengatakan...

Terima kasih mas Jay, tulisannya dapat saya jadikan referensi dalam mencari ISP. Sekalian ada yang ingin saya tanyakan. ISP mana yang mas rekomendasikan untuk korporasi termasuk murah tetapi handal, tentunya menggunakan Fiber Optic?

Posting Komentar